Selasa, 17 Maret 2009

Pendidikan Yang Membebaskan

Oleh: Iswan Sual


Kurikulum di Indonesia saat ini lebih banyak mengabdi pada sistem yang buruk. Istilah seperti sekolah kejuruan dan sebagainya itu merupakan satu ciri sistem pendidikan di negara kita yang tercinta. Semua yang kita pelajari di sekolah semata-mata merupakan pesanan dunia usaha atau dunia bisnis. Murid-murid mempelajari komputer, bahasa asing, dll, hanya untuk memuaskan nafsu neoliberalisme yang makin hari membawa kita masuk terperosok. Negara kita sibuk dengan hanya menyiapkan tenaga-tenaga terampil untuk memenuhi kuota pesanan dunia bisnis. Negara-negara maju, sebaliknya, menekankan upaya mereka pada penelitian. Ini yang membuat negara maju semakin maju, sedangkan negara berkembang seperti Indonesia hanya membeo saja. Negara seperti Indonesia kurang memberi perhatian pada bidang penelitian sehingga, dalam hal pendidikan, kita seolah-olah didikte oleh negara-negara maju. Buktinya adalah hampir semua buku dan referensi-referensi diimpor dari negara luar terutama dari Amerika.

Kita seolah-olah tak dapat menciptkan konsep sendiri. Metode pendidikan banyak yang diadopsi dari luar tanpa dipertimbakan apakah itu benar-benar sesuai dengan socio-budaya kita atau tidak. Padahal, negara kita juga bisa seperti negara lain. Tidak bergantung dari negara lain. Dulu Indonesia bisa membuat pesawat sendiri. Kita punya anak bangsa seperti Habibi. Kita juga punya Sukarno yang berani menentang neoliberalisme Amerika dan sekutunya. Itulah yang membuat negara kita diperhitungkan di antara negara-negara lain di dunia.

Pendidikan di Indonesia makin lama makin membeo. Layaknya copy-paste dari negara luar. Para lulusan luar negeri banyak kembali dan menjadi kaki tangan negara maju untuk menyosialisasikan ide-ide dan kebijakan politik ekonomi dari negera yang secara tidak langsung sedang menjajah kita.

Tidak ada komentar: